Menyucikan Tuhan dari Keserupaan
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Dalam Islam, Tuhan adalah Wajib al-Wujud atau Necessery Being, Dzat yang tak butuh apa pun dan segala sesuatu butuh kepada-Nya. Keberadaan Tuhan sebagai Necessary Being bisa disimpulkan dari keberadaan alam semesta yang bersifat mungkin dan memiliki permulaan sehingga butuh kepada Sesuatu Yang Wajib dan Tak Bermula. Fakta ini juga berimplikasi pada kesimpulan lain: bahwa Tuhan pasti berbeda dengan makhluk-Nya. Seluruh makhluk Tuhan bersifat mungkin, bisa memiliki satu properti alih-alih properti yang lain. Seluruh makhluk Tuhan juga bersifat hadits atau memiliki permulaan, dari ketiadaan menjadi ada. Maka, Tuhan sebagai Necessary Being yang bersifat Wajib dan Tak Bermula tidak bisa disifati dengan sifat-sifat yang mengindikasikan kemungkinan dan kebermulaan seperti ciptaan-Nya karena akan berujung pada kontradiksi.
Satu ayat kunci dalam Al-Qur'an yang mendeskripsikan kesucian Tuhan dari segala bentuk keserupaan dengan makhluk-Nya adalah ayat ke-11 dari Surat Asy-Syura’ berikut:
لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌۚ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Imam Sanusi punya penjelasan menarik tentang ayat ini.
Dalam karya beliau, Syarh Aqidah Sughra, beliau menjelaskan bahwa ayat ini terbagi menjadi dua bagian:
bagian pertama (“Tak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya”) adalah tanzih, yaitu penyucian Tuhan dari segala yang tak layak untuk-Nya
bagian kedua (“Ia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”) adalah itsbat, yaitu pensifatan Tuhan dengan sifat-sifat yang layak untuk-Nya.
Bagi Imam Sanusi, kedua bagian ayat ini memuat bantahan sekaligus atas dua buah pandangan. Bagian awal ayat menyanggah pandangan kalangan mujassimah yang menganggap Tuhan sebagai objek material sedangkan bagian kedua menyanggah kalangan mu'athhilah yang menegasikan seluruh sifat dari Dzat Tuhan. Kalangan Sunni meyakini bahwa Tuhan tidak disifati dengan segala sifat yang tak layak bagi-Nya, termasuk sifat-sifat objek material karena mengindikasikan kemungkinan dan kebermulaan. Di sisi lain, mereka juga meyakini bahwa Tuhan disifati dengan sifat-sifat seperti Pengetahuan, Kekuasaan, Kehendak, Hidup, Penglihatan, Pendengaran, dan Kalam, yang merupakan makna yang ada dan kekal pada Dzat Tuhan serta tak serupa dengan sifat-sifat makhluk-Nya.
Yang menarik, Imam Sanusi mengajukan pertanyaan: mengapa dalam ayat ini bagian tanzih didahulukan daripada itsbat? Hikmah mendahulukan tanzih dibandingkan itsbat menurut beliau adalah untuk menghindarkan pembaca dari sangkaan bahwa Tuhan memiliki sifat-sifat seperti makhluk-Nya. Ketika mendengar Tuhan Maha Mendengar, yang mungkin bisa terbayang di benak kita adalah sifat mendengar melalui organ telinga layaknya manusia. Begitu juga dengan sifat Maha Melihat. Mendahulukan tanzih bertujuan untuk menutup pintu kemungkinan adanya penyerupaan Tuhan dengan makhluk-Nya secara mutlak. Maka, ketika disebutkan sifat Tuhan Yang Maha Mendengar, kita memahami betapa sifat Tuhan ini sama sekali berbeda dengan sifat mendengar manusia yang butuh organ dan anggota badan. Sifat Tuhan adalah makna yang terkandung pada Dzat-Nya yang Mulia, bukan organ atau anggota badan yang mengindikasikan kemungkinan dan kebermulaan.
Maka, ketika kita membaca ayat-ayat tentang sifat-sifat Tuhan, sangat penting bagi kita untuk selalu mengedepankan tanzih agar tak terjebak ke dalam penyerupaan Tuhan dengan makhluk-Nya. Sebagaimana bait indah Imam Al-Laqqani dalam Jawharah at-Tawhid:
كل نص أوهم التشبيها * أوله أو فوض ورم تنزيها
“Setiap nash yang memberi kesan keserupaan (Tuhan dengan makhluk), ta'wil-kan (dari makna hakiki menjadi makna majazi) atau tafwid-kan (serahkan makna pada-Nya) dan tetaplah mensucikan (Tuhan).”
Wallahu a'lam.
Ingin membaca lebih detail tentang bukti rasional di balik pokok-pokok keimanan Islam? Silahkan baca buku “Logika Keimanan”
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke rekan-rekan anda:
Silahkan subscribe untuk mendapatkan tulisan-tulisan terkini langsung ke email anda: