Melihat Lebih Dekat
Bagaimana bintang bersinar, air mengalir, dunia berputar adalah ayat-ayat Tuhan
Mengapa bintang bersinar? Mengapa air mengalir? Mengapa dunia berputar?
Sains modern memberi tahu kita bahwa bintang bersinar karena terjadi reaksi fusi yang mengubah helium menjadi hidrogen. Sains juga menjelaskan bahwa air mengalir karena adanya gravitasi yang menarik molekul-molekul air ke arah pusat bumi atau adanya perbedaan tekanan yang menyebabkan molekul-molekul air bergerak ke area bertekanan lebih rendah. Sains juga memaparkan bahwa dunia, dalam hal ini Bumi, berputar karena berasal dari gas dan debu yang berputar, yang kemudian memadat akibat gravitasi, dan tetap mempertahankan putarannya hingga saat ini akibat kekekalan momentum sudut.
Tapi, penjelasan-penjelasan di atas juga memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru. Mengapa ada reaksi fusi di dalam bintang? Mengapa zat air bisa “mengalir” karena gravitasi dan perbedaan tekanan sedangkan zat padat tidak? Mengapa Bumi “mematuhi” hukum kekekalan momentum sudut?
Lagi-lagi, kita bisa merujuk ke penjelasan saintifik. Reaksi fusi terjadi dalam bintang akibat tekanan dan temperatur yang sangat tinggi yang dipicu oleh kolaps-nya massa bintang akibat gravitasi yang juga sangat besar. Zat air bisa mengalir saat ada gravitasi atau beda tekanan karena atom-atom air memiliki ikatan yang tidak terlalu kuat sehingga bisa bergerak dengan lebih bebas dibandingkan atom-atom pada benda padat. Bumi mengikuti kekekalan momentum sudut karena ketiadaan torsi eksternal sehingga inersia menyebabkan putaran bumi tetap terjadi.
Sekali lagi, jawaban-jawaban di atas juga bisa memunculkan pertanyaan-pertanyaan lain. Mengapa reaksi fusi terjadi ketika tekanan dan temperatur tinggi? Mengapa atom-atom air memiliki ikatan yang tidak terlalu kuat? Mengapa ketiadaan torsi eksternal menyebabkan putaran bumi tetap terjadi?
Mengikuti pola serupa, kita bisa mendapatkan jawaban saintifik dari pertanyaan-pertanyaan ini. Tapi, lagi-lagi, kita tetap bisa bertanya “mengapa” pada jawaban-jawaban tersebut. Ini karena penjelasan saintifik adalah sesuatu yang “mungkin”, tidak harus begitu, dan bisa berbeda. Kok bisa? Mari kita kenali lebih dekat.
Sains memaparkan relasi antara fenomena alam dengan fenomena alam lain. Relasi ini kita ketahui melalui observasi yang konsisten berulang-ulang terjadi. Tetapi, kita juga tahu bahwa relasi ini bukanlah sesuatu yang pasti secara rasional (rationally necessary) seperti kepastian pernyataan “objek yang tidak bergerak terhadap acuan tertentu pastilah diam.” Jika reaksi fusi tidak terjadi pada suhu dan tekanan tinggi, tidak ada hukum logika yang dilanggar yang membuat statement tersebut mustahil secara rasional (rationally impossible). Kita tahu fakta “reaksi fusi terjadi pada suhu dan tekanan tinggi” semata-mata melalui observasi fenomena tersebut yang konsisten terjadi berulang-ulang, bukan melalui kesimpulan murni rasional tanpa observasi. Ini mengapa penjelasan saintifik adalah sesuatu yang “mungkin secara rasional” (rationally possible).
Apa konsekuensinya? Layaknya domino yang tidak bisa berdiri tegak, sesuatu yang mungkin secara rasional itu membutuhkan penjelasan. Reaksi fusi tidak harus terjadi pada suhu dan tekanan tinggi, maka ia butuh penjelasan mengapa reaksi fusi terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. Sebagaimana kita lihat, penjelasan saintifik akan memberikan jawaban berupa fakta yang juga bersifat mungkin. It’s just another domino that in itself requires an explanation.
Sekarang, bayangkan sebuah domino yang tidak mampu berdiri tegak, ditopang oleh domino lain yang sama-sama tidak mampu berdiri tegak, dan seterusnya tanpa ujung. Mungkinkah seluruh rantai domino ini berdiri? Secara rasional, jawabannya tidak mungkin, karena masing-masing penyusun rantai domino ini tak bisa berdiri sendiri. Tetapi, kita tahu bahwa domino-domino ini berdiri tegak! Kita tahu bahwa bintang bersinar (domino pertama yang berdiri tegak) disebabkan reaksi fusi (domino kedua yang berdiri tegak) disebabkan tekanan dan suhu bintang yang tinggi (domino ketiga yang berdiri tegak) yang juga disebabkan fakta saintifik lain, dan seterusnya. How come?
Jawabannya: karena di ujung rantai domino ini ada “sesuatu” yang menopang seluruh domino yang tak butuh penopang lain karena mampu berdiri sendiri. Dengan kata lain: rantai sebab-akibat ini harus berujung pada “sesuatu” yang tidak membutuhkan sebab apa pun. Artinya, “sesuatu” ini tidak bersifat “mungkin (possible)”, tetapi ia bersifat “pasti (necessary)”. Necessary Being (Wajib al-Wujud) ini lah yang diimani umat beragama sebagai Tuhan.
Maka, “melihat lebih dekat” fenomena alam seperti bintang bersinar, air mengalir, dan dunia berputar mestinya tidak sebatas mengantarkan kita pada penjelasan saintifik yang sangat penting dan berguna bagi kita. “Melihat lebih dekat” mestinya juga mengantarkan kita pada penjelasan yang tak kalah penting akan keberadaan Dzat yang Maha Mengatur alam semesta.
Foto: Langit tangkapan James Webb Telescope, 2022.