Berikut adalah 7 buku terbaik yang saya baca sepanjang tahun 2024 ini. Ada yang sudah mulai dibaca sejak lama tapi baru tuntas tahun ini. Sebagian yang lain baru mulai dibaca dan langsung tuntas dalam waktu singkat. Semoga bermanfaat!
A Theory of Everyone, Michael Muthukrishna
Buku yang dengan apik mengulas teori di balik bagaimana peradaban manusia bekerja. Buku ini mengulas empat “hukum alam” yang menjelaskan naik-turunnya peradaban, yaitu energi, inovasi, kooperasi, dan evolusi. Proses evolusi biologis maupun kultural memungkinkan kecerdasan manusia untuk berkembang. Perkembangan ini memungkinkan manusia saling bekerja sama sehingga terbentuk repositori pengetahuan yang amat luas. Kumpulan pengetahuan ini mendorong munculnya inovasi yang kemudian memungkinkan peradaban manusia mengakses energi lebih besar yang merevolusi kehidupan manusia. Siklus ini berulang terus, mulai dari era berburu, agrikultur, dan industri. Tetapi, energi yang bisa diakses memiliki batasan. Tanpa adanya inovasi, muncul krisis energi karena terlalu banyaknya manusia. Krisis mendorong orang untuk berkompetisi dan saling mengalahkan, alih-alih berkooperasi. Ini bisa memicu perang dan menghancurkan peradaban. Membaca buku ini mengingatkan saya pada ayat dalam Surat Ali Imran, “tilka al-ayyamu nudawiluha bayna an-nas, masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia,” sebuah renungan bagi kita tentang ke mana peradaban manusia akan menuju.
Syarh Aqidah Thahawiyah, Sirajuddin Al-Ghaznawi
Aqidah Thahawiyah adalah salah satu teks Aqidah yang paling populer sepanjang sejarah peradaban Islam di kalangan Sunni. Kitab yang ditulis Abu Ja’far Ath-Thahawi ini merangkum dengan sangat indah poin-poin keimanan yang diyakini oleh generasi salaf, khususnya Imam Abu Hanifah dan kedua muridnya, yaitu Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani radhiyallahu ‘anhum. Kitab penjelasan oleh Imam Al-Ghaznawi ini menarik karena mampu menjelaskan dengan baik argumentasi rasional di balik poin-poin keimanan dalam teks Aqidah Thahawiyah beserta bukti-bukti tekstualnya. Ini menunjukkan bagaimana para teolog Muslim yang mengembangkan ilmu kalam sejatinya tidak lain adalah pembela aqidah yang memang diyakini generasi salaf, bukan semata-mata merumuskan aqidah berbasis akal semata tanpa keterhubungan dengan generasi sebelumnya sebagaimana sangkaan sebagian kalangan.
Syarh Ash-Showi ala Jawharah at-Tawhid, Ahmad Ash-Showi
Ini adalah karya yang beberapa kali saya kutip di blog ini. Di karyanya ini, Imam Ahmad Ash-Showi mampu dengan apik menjelaskan saripati makna-makna yang terkandung dalam nadzam aqidah legendaris, Jawharah at-Tawhid karya Imam Al-Laqqani. Yang menarik, penjelasan Imam Ash-Showi cukup detail dan mendalam, tetapi pada saat yang bersamaan juga ringkas. Beliau berhasil menyajikan pandangan paling mu’tamad yang dipegang para teolog dalam persoalan-persoalan terkait kewajiban berfikir, bukti keberadaan Tuhan, bukti keesaan Tuhan, bukti validnya kenabian, dan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hal ghaib. Sangat cocok bagi pelajar yang ingin mencari pendapat yang dipilih para teolog tanpa masuk ke perdebatan teologis yang terlalu dalam.
The Genealogical Adam and Eve, Joshua Swamidass
Bisakah sains membuktikan bahwa seluruh manusia yang ada di muka Bumi saat ini ternyata terhubung secara turun-temurun ke belakang hingga sepasang laki-laki dan perempuan? Surprisingly, jawabannya iya! Bukan sekedar mungkin saja, menarik mundur silsilah keluarga kita semua yang hidup saat ini beberapa ribu tahun ke belakang akan berujung pada fakta mencengangkan bahwa seluruh manusia di zaman tersebut adalah kakek-nenek-moyang seluruh manusia di zaman kita! Swamidass, seorang computational biologist dan penganut Kristen taat mendemonstrasikan hal ini di bukunya yang merupakan rangkuman beberapa paper ilmiah karyanya terkait topik tersebut. Yang menjadi kontribusi utama karya ini adalah penekanannya pada silsilah genealogis (genealogical ancestry, berkaitan dengan keterhubungan melalui silsilah keluarga), bukan silsilah genetis (genetical ancestry, berkaitan dengan keterhubungan dari aspek komponen genetisnya). Sebagai catatan, temuan Swamidass ini tidak sedang membuktikan keberadaan sepasang laki-laki dan perempuan sebagai satu-satunya pasangan tunggal manusia yang hidup di suatu zaman tertentu, melainkan keberadaan satu populasi manusia yang bisa dibuktikan adalah kakek-nenek moyang kita semua, pandangan yang somehow selaras dengan teori Adamic exceptionalism yang disinggung Shoaib Ahmad Malik dalam bukunya, Islam dan Evolusi.
Al Intibahat al Mufidah, Asyraf Ali Thahanawi
Buku ini juga salah satu yang pernah saya singgung di blog ini. Di tengah cengkraman kolonialisme Britania Raya dan perkembangan sains modern di Barat, sebagian kalangan modernis Muslim banyak mengkritik ajaran-ajaran inti agama yang dianggap bertentangan dengan sains atau modernisme, seperti mu'jizat, hal-hal ghaib seperti jin atau malaikat, sampai hari kebangkitan. Mawlana Ashraf ‘Ali mampu merespons kritik-kritik tersebut dengan menghadirkan kembali saripati kaidah-kaidah rasional yang dipegang para teolog Muslim untuk membuktikan pokok-pokok keimanan Islam yang masih sangat relevan di zaman ini untuk memandu kita menempatkan agama dan sains modern sebagaimana mestinya.
Syarh Aqidah Wustha, Muhammad bin Yusuf As-Sanusi
Aqidah Wustha adalah karya teologis Imam Sanusi yang secara panjang teksnya termasuk ke dalam karya pertengahan, di antara Aqidah Sughra (Ummul Barohin) dan Aqidah Kubro. Somehow, buku ini justru menjadi buku favorit saya di antara karya-karya teologis Imam Sanusi yang lain, bahkan lebih dari Ummul Barohin yang sangat tersohor. Argumentasi rasionalnya detail dan mendalam, termasuk menjelaskan beberapa poin yang tak disinggung detail dalam Ummul Barohin. Pada saat yang sama, kontennya juga tidak sepanjang Aqidah Kubro yang masuk cukup dalam ke perdebatan teologis dengan kalangan lainnya. Yang menarik dari karya ini adalah adanya analisa historis mengenai mengapa banyak Muslim generasi awal menolak ilmu kalam, argumen tentang wajibnya berfikir bagi semua orang untuk mencapai kebenaran tentang Tuhan, dan terutama detail argumentasi rasional tentang mu'jizat. Poin terakhir ini mencakup bagaimana membedakan mu’jizat dengan fenomena biasa, ragam argumentasi tentang ke-mu’jizat-an Al-Qur’an, serta ragam argumen mu'jizat lainnya yang dimiliki Nabi Muhammad.
The Outer Limit of Reasons, Noson Yanofsky
Ini adalah buku terbaik yang saya baca di tahun 2024 ini. Yanofsky, dengan background beliau di Information Science, menjelaskan dengan sangat detail batasan-batasan pengetahuan yang bisa didapat oleh sains, matematika, dan logika. Contohnya sangat luas dan variatif, mulai dari kalimat yang secara bahasa valid tapi secara makna kontradiktif, limitasi dalam fisika kuantum yang secara inheren menghalangi kita dari mengukur sesuatu tanpa mengganggu hasil pengukurannya, fenomena-fenoma chaotic yang secara praktikal mustahil diprediksi, problem-problem yang mustahil diselesaikan oleh komputer klasik, beragam kontradiksi dari besaran infinity, fakta-fakta matematika yang mustahil dibuktikan, sampai ke limit dari metodologi saintifik itu sendiri. Ini bagi saya menjadi argumen telak bagi kalangan yang menganggap sains bisa menjelaskan segala hal tentang realita dan sains sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang valid. Sains tetaplah sumber pengetahuan yang powerful, tapi memahami kekurangannya sama pentingnya dengan memahami kelebihannya agar kita bisa menempatkannya secara adil dalam bangunan epistemologis kita untuk mengurai realita.
Catatan
Sebagai bonus, terlampir juga link ke buku terbaik versi saya tahun 2023, yang memuat buku Cosmology for the Curious karya Perlov dan Vilenkin, The Height of Prophet Adam karya Muntasir Zaman, Syarhul Muqoddimat karya As-Sanusi, What is This Thing Called Science karya Alan Chalmers, dan Iqtishod fil I’tiqod karya Al-Ghazali.
Ingin membaca lebih detail tentang bukti rasional di balik pokok-pokok keimanan Islam? Silahkan baca buku “Logika Keimanan”.
Jika ingin mentraktir kopi penulisnya, silahkan klik di sini.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke rekan-rekan anda: