Can Science Explain Every Thing #1 - Sebuah Pengantar
Tulisan ini adalah tulisan pembuka dari serial tulisan Bahas Buku yang akan terbit di Substack ini selama bulan Ramadhan 1445 Hijriah. Berdasarkan pilihan pembaca, buku yang akan kita bahas adalah “Can Science Explain Every Thing?” karya matematikawan kenamaan Oxford, Prof. John Lennox. Sebelum memulai serial tulisan ini, saya ingin menyampaikan beberapa catatan terlebih dahulu:
Serial tulisan ini bukan semata-mata membahas tulisan Prof. Lennox apa adanya, tapi tentu saja akan memuat tafsir personal dan elaborasi saya pada topik yang sedang dibahas yang boleh jadi tidak mewakili pandangan Prof. Lennox sendiri.
Karena buku ini ditulis oleh soerang penganut Kristiani, akan ada poin-poin tertentu yang tidak seratus persen sesuai dengan prinsip teologi Islam. Di setiap titik perbedaan ini, saya akan berusaha menjelaskan di mana perbedaannya.
Selain prinsip teologis, akan ada juga pembahasan di buku ini yang tidak terlalu relevan dengan topik sains dan agama sehingga tidak kita bahas. Contohnya: bab tentang Biblical interpretation, testimoni tentang bangkitnya Yesus dari kematian, serta beberapa refleksi personal.
Buku ini ditulis tidak dimaksudkan sebagai penjelasan komprehensif dari penulisnya, melainkan lebih kepada buku pendek yang lebih mudah diakses oeh pembaca yang lebih luas. Akibatnya, ada banyak poin-poin yang sebetulnya bisa lebih dalam pembahasannya. Pembaca yang berminat bisa membaca karya Prof. Lennox yang lain seperti Gods’ Undertaker: Has Science Buried God?
Poin-poin yang akan kita bahas dalam serial tulisan ini adalah sebagai berikut:
Bisakah menjadi saintis yang percaya Tuhan? Benarkah sains dan agama tidak bisa berjalan beriringan? Kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan ini dari berbagai aspek, mulai dari penjelasan tentang apa itu sains serta dari aspek sejarah perkembangan sains sendiri. Kita akan melihat yang sebetulnya bertentangan bukanlah agama dan sains, tapi worldview naturalisme yang dipegang sebagian saintis saat ini. Kita akan melihat juga bagaimana para ilmuwan sepanjang sejarah justru didominasi oleh para teis, termasuk Galileo yang sering dianggap representasi perlawanan sains terhadap agama.
Selanjutnya, kita akan membahas mengapa kepercayaan saintis abad pertengahan seperti Newton dibandingkan saintis modern seperti Hawking berbeda. Kita juga akan melihat pentingnya membedakan mana pernyataan saintifik dan mana pernyataan saintis, apakah sains satu-satunya sumber pengetahuan, serta mengapa kepercayaan pada Tuhan berbeda dengan peri ataupun Santa Claus misalnya.
Tulisan selanjutnya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah harus memilih antara penjelasan saintifik dan Tuhan serta apa sebetulnya penjelasan saintifik. Lebih jauh lagi, kita akan membahas mengapa percaya pada alam semesta yang terciptanya dengan sendirinya tidak koheren dan mengapa pertanyaan seperti “Siapa yang menciptakan Pencipta” justru tidak bisa dijawab oleh naturalis.
Lalu, kita akan membahas betulkah iman hanya berlandaskan kepercayaan saja sedangkan sains tidak? Kita akan melihat bagaimana justru sains harus berlandaskan premis-premis tertentu yang tak bisa dibuktikan oleh sains sendiri untuk bisa bekerja. Kita juga akan membaca bagaimana worldview naturalisme dikombinasikan dengan teori evolusi Darwin justru mengancam validitas rasionalitas kita.
Terakhir, kita akan membahas mengapa sains selalu memberikan penjelasan natural saja dan tidak mungkin membahas Tuhan. Selain itu, kita akan membahas konsep “hukum alam” serta keterkaitannya dengan fenomena mu'jizat. Di bab ini lah pemaparan Prof. Lennox akan berbeda cukup tajam dengan konsep teologi Islam dan saya akan menjelaskan apa implikasinya.
Semoga Tuhan mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dan mengilhamkan kita ilmu yang bermanfaat.
Buku Can Science Explain Every Thing? bisa dibeli di link berikut.