Yang Maha Jelas, Yang Maha Tersembunyi
Mengapa Tuhan disifati dengan Maha Jelas sekaligus Maha Tersembunyi
Dalam sebuah doa yang sangat indah, Rasulullah menyebut beberapa nama Tuhan yang saling berpasangan. Di antara doa beliau:
وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ
"Engkau Yang Maha Jelas, tidak ada sesuatu pun di atas-Mu. Engkau Yang Maha Tersembunyi, tidak ada sesuatu pun di bawah-Mu."
Tetapi, bagaimana bisa Tuhan Maha Jelas sekaligus Maha Tersembunyi?
Imam Al-Ghazali dalam karyanya "Al-maqsad al-asna fi sharh asma' allah al-husna" yang memuat penjelasan tentang Nama-Nama Tuhan (Asma'ul Husna) menjelaskan kedua sifat ini. Sesuatu bisa jadi tersembunyi dilihat dari satu aspek, tapi termanifestasi dengan jelas dari aspek yang lain. Tuhan disifati dengan Maha Tersembunyi karena keberadaan-Nya tak bisa langsung kita indra dan hakikat kesempurnaan-Nya tak bisa kita bayangkan. Tapi, Tuhan juga disifati dengan Maha Jelas karena tanda-tanda kebesaran-Nya termanifestasi di seluruh alam semesta: di atom-atom berukuran mikro hingga ke planet-planet berukuran makro.
Apa implikasinya bagi kehidupan kita sehari-hari? Nama Tuhan sebagai Yang Maha Tersembunyi mengajarkan kita untuk tetap rendah hati. Mungkin kita merasa "dekat" dan "mengenal Tuhan" karena banyak ibadah, rutin tirakat, atau gemar mendalami perdebatan teologis. Tetapi, at the end of the day, tetap tak ada yang lebih tersembunyi daripada Tuhan dan keterbatasan akal kita tidak akan mampu membayangkan kesempurnaan-Nya.
Nama Tuhan sebagai Yang Maha Jelas mengajarkan kita untuk tidak pernah merasa jauh dari-Nya. Ketika sulitnya hidup menghempaskan kita ke titik terendah, sampai kita bertanya-tanya "Di mana Tuhan?", ingatlah bahwa tak ada yang lebih nyata daripada Tuhan dan Ia lebih dekat kepada kita dari urat leher kita sendiri.