Relevansi Kisah Yusuf dan Siroh Rasulullah
Bagaimana setiap tindakan buruk yang dilakukan manusia dalam kisah Nabi Yusuf diubah menjadi kebaikan oleh Tuhan
Cerita adalah sebuah media pembelajaran yang sangat penting. Al-Qur'an pun penuh dengan cerita, mengisahkan kejadian umat terdahulu dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisahnya. Mayoritas kisah tersebar dalam bentuk fragmen-fragmen yang dikisahkan sesuai dengan konteks, tema, dan audiens saat surat tersebut diturunkan. Tapi, ada 1 kisah yang termaktub lengkap dalam 1 surat yang keseluruhannya didedikasikan bagi kisah ini: kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam, yang disebut sebagai "kisah terbaik".
Profesor Mustansir Mir, salah satu akademisi Pakistan yang banyak menulis tentang aspek literatur al-Qur'an, pernah membahas Surat Yusuf dalam salah satu paper beliau. Di situ beliau memaparkan bagaimana plot dalam kisah Nabi Yusuf ini penuh ironi. Setiap peristiwa yang sekilas berbuah kemalangan, seperti rencana jahat saudara-saudara Yusuf untuk membuang beliau, bagaimana Yusuf dijual sebagai budak di Mesir, tuduhan keji yang diterima Yusuf di istana raja, hingga dipenjaranya Yusuf, ternyata justru menjadi penyebab naiknya posisi beliau menjadi pejabat penting di negeri Mesir. "Ironi dalam Surat Yusuf bisa diringkas dalam kesimpulan bahwa setiap tindakan buruk yang dilakukan manusia di kisah ini diubah menjadi kebaikan oleh Tuhan."
Tapi, yang menjadi pertanyaan: apa relevansi kisah ini, yang diturunkan di akhir periode Mekkah, bagi Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam? Ternyata, menurut Prof. Mir, kisah ini adalah bentuk motivasi sekaligus prediksi bagi umat Muslim yang saat itu tertindas oleh kaum Quraish Mekkah. Sebagaimana Yusuf akhirnya berhasil melalui semua ujian yang dimulai oleh rencana buruk saudara-saudaranya, begitu juga Rasulullah akan keluar sebagai "pemenang" dalam konflik dengan Qurasih yang tak lain adalah sanak-saudaranya sendiri. Maka, tidaklah mengherankan, ketika Rasulullah kembali ke kampung halamannya saat pembebasan kota Mekkah, dan ketika orang-orang yang selama ini memusuhi beliau memohon ampunan, beliau pun menjawab sebagaimana jawaban Yusuf saat saudara-saudaranya memohon ampunan:
لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ
"Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu."
What a fitting end to the best story!