Ar-Razi dan Tafsir Surat Yusuf
Bagaimana Ar-Razi Menutup Tafsir Surat Yusuf dengan Puisi untuk Almarhum Putranya
Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsir Mafatihul Ghayb mengakhiri tafsir Surat Yusuf dengan tidak biasa. Setelah mengabarkan kepedihan hati beliau akan wafatnya putra tercinta, beliau menutup tafsir surat tersebut dengan sebuah puisi untuk putranya, seraya meminta kepada pembaca tafisrnya untuk membaca Al-Fatihah untuknya dan putranya. Yang mengharukan, Surat Yusuf sendiri berkisah tentang betapa dalam kesedihan Nabi Ya'qub 'alaihissalam saat ditinggal putra kesayangannya, Nabi Yusuf 'alaihissalam. Tak terbayang bagaimana perasaan Rasulullah Al-Musthofa shollahu alaihi wasallam yang harus kehilangan semua anaknya, kecuali Fatimah, semasa hidup beliau.
Semoga Gusti Allah menjaga anak-anak kita dan mempertemukan mereka yang berpisah dengan anaknya dalam keadaan sebaik-baiknya. Berikut terjemah puisi Imam Ar-Razi oleh Dr Sohaib Saeed (@tafsirdoctor):
If the fates were under my control, I would have ransomed you from your sanctuary with my body and soul.
If the celestial spheres accepted bribes, I would have presented myself as a slave in name and reality.
But it is a decree which, when its time has come, flows round the Throne in a mighty stream.
Forever will I cry for you with blood, and this has never wavered in quality or quantity.
Peace be upon the grave whose soil received you; may the Compassionate provide you gracious hospitality.
Nothing prevented me from making my eyelid a resting place for your body except that it is always flowing.
I swear that when they touch my decayed remains, they will feel the scorching grief from within my bones.
Life and death are equal to me after you have parted from me; nay, death is preferred to constant sadness.
I am satisfied with what God has decreed and decided, knowing that my fate will never pass me by.